Adapun waktu-waktu mustajabah tersebut antara lain:
Sepertiga Akhir Malam
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sesungguhnya Rabb kami yang Maha
Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga
berbaki sepertiga akhir malam, lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa,
maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan
perkenankan dan barangsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan
mengampuninya”. (Shahih Al-Bukhari, kitab Da’awaat bab Doa Nisfullail
7/149-150)
Tatkala Berbuka Puasa
Dari Abdullah bin ‘Amr bin
‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Sesungguhnya bagi orang yang
berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak”. (Sunan Ibnu
Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da’watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam
kitab Mustadrak 1/422. Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz
Zujaj 2/17).
Setelah Shalat Fardhu
Dari Abu Umamah,
sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang
doa yang paling didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau
menjawab. “Artinya : Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai
shalat fardhu”. (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’awaat 13/30.
Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No.
2782).
Pada Saat Perang Berkecamuk
Dari Sahl bin Sa’ad
Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda. “Artinya : Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang
tertolak ; doa pada saat adzan dan doa tatkala peang berkecamuk”. (Sunan
Abu Daud, kitab Jihad 3/21 No. 2540. Sunan Baihaqi, bab Shalat Istisqa’
3/360. Hakim dalam Mustadrak 1/189. Dishahihkan Imam Nawawi dalam
Al-Adzkaar hal. 341. Dan Al-Albani dalam Ta’liq Alal Misykat 1/212 No.
672).
Sesaat Pada Hari Jum’at
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu bahwa Abul Qasim Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda. “Artinya : Sesungguhnya pada hari Jum’at ada satu saat yang
tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu
kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau
berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut”. (Shahih
Al-Bukhari, kitab Da’awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuh 3/5-6)
Waktu yang sesaat itu tidak boleh diketahui secara tepat dan
masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeza-beza,
sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari
11/203. Dan kemungkinan besar waktu tersebut berada pada saat imam atau
khatib naik mimbar hingga selesai shalat Jum’at atau hingga selesai
waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib.
Pada Waktu Bangun Tidur Pada Malam Hari
Dari ‘Amr bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya :Tidaklah seorang hamba tidur dalam
keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu
tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya”.
(Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri
1/371 No. 595)
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari.
(An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190) Yang dimaksud dengan “ta’ara minal
lail” terbangun dari tidur pada malam hari.
Diantara Adzan dan Iqamah
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Doa tidak akan ditolak antara
adzan dan iqamah”. (Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan
At-Tirmidzi, bab Jamiud Da’waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat
1/410. Dishahihkan oleh Al-Albani, kitab Tamamul Minnah hal. 139)
Pada Waktu Sujud Dalam Shalat
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda. “Artinya : Adapun pada waktu sujud, maka
bersungguh-sungguhlah berdoa sebab saat itu sangat tepat untuk
dikabulkan”. (Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur’an fi
Ruku’ wa Sujud 2/48) Yang dimaksud adalah sangat tepat dan layak untuk
dikabulkan doa kamu.
Pada Saat Sedang Kehujanan
Dari Sahl
bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda. “Artinya : Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa
pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan”. (Mustadrak Hakim dan
dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al- Albani
dalam Shahihul Jami’ No. 3078).
Imam An-Nawawi berkata bahwa
penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak
disebabkan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan
pertama di awal musim. (Fathul Qadir 3/340).
Pada Saat Ajal Tiba
Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah mendatangi rumah Abu Salamah (pada
hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka
lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda. “Artinya : Sesungguhnya
tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya’. Semua
keluarga gempar. Beliau bersabda : ‘Janganlah kalian berdoa untuk diri
kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu
ucapkan”. (Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38)
Pada Malam Lailatul Qadar
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman. “Artinya : Malam kemuliaan itu
lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Al-Qadr : 3-5) Imam
As-Syaukani berkata bahwa kemuliaan Lailatul Qadar amat diharapkan doa
setiap orang pasti dikabulkan. (Tuhfatud Dzakirin hal. 56)
Pada Hari Arafah
Dari ‘Amr bin Syu’aib Radhiyallahu ‘anhu dari bapanya dari datuknya
bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya :
Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah”.
SEMOGA BERMANFAAT
0 comments:
Post a Comment